UMB Berikan Bantuan Pengungsi Tsunami Selat Sunda
Tsunami yang menerjang pantai disekitar Selat Sunda pada hari Sabtu 22 Desember telah menimbulkan korban dan kerusakan di lima kabupaten di Banten dan Lampung, yaitu Pandeglang, Serang, di pantai selatan Provinsi Lampung meliputi Kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran. Jumlah korban dan daerah yang terdampak paling parah kerusakannya adalah pesisir di Kabupaten Pandeglang.
Segenap jajaran Civitas Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta, ikut serta memberikan bantuan kepada para pengungsi tsunami di Selat Sunda yang terjadi 22 Desember 2018 lalu. Bentuk kepedulian yang diberikan berupa kegiatan kemanusiaan, dengan menyalurkan bantuan langsung berupa bahan pangan dan pakaian, selimut serta kebutuhan bayi.
“Ini merupakan bentuk kegiatan Tri Dharma perguruan tinggi dalam bidang pengabdian masyarakat. Bantuan ini tentu saja bertujuan untuk meringankan beban para pengungsi, yang saat ini masih berada di tenda-tenda pengungsian,” disampaikan Ketua UMB Peduli, Dr Yuli Harwani.
Konvoi bantuan dilepas oleh Direktur Sumber Daya UMB Dr Augustina Kurniasih, di Jakarta, Kamis 27 Desember 2018. Bantuan kemanusiaan ini merupakan hasil dari kerjasama seluruh civitas UMB, Yayasan, dan DKM Manarul ‘Amal UMB. Seluruh bantuan dibawa dan diberikan langsung oleh Karo SDM Junaedi didampingi Karo MGS Trival Apriadi, Pengurus DKM Dr Achmad Jamil dan Dr Mujiono. Bantuan disalurkan ke posko-posko yang berada di daerah Pandeglang, Banten.
Abdul Latif, Komandan Posko BNPB Sumur yang menerima dan menyalurkan bantuan dari UMB menyatakan terima kasih atas perhatian dunia kampus dalam membantu saudara-saudara sebangsa yang sedang mendapat musibah. Daerah Sumur dapat dikatakan yang terparah terkena dampak tsunami. Untuk menuju ke posko-posko di kawasan ini harus melalui jalan yang rusak.
Bantuan diberikan juga ke Posko relawan LLDikti, Wilayah III di SMKN 3 Pandeglang. Kordinator Posko, Imam Yuwono menyatakan rasa terima kasih atas perhatian dunia kampus di Jakarta, yang datang ke Banten sebagai bentuk solidaritas, silaturahmi dan semangat berbagi.
Salah seorang pengungsi, Asman, 51 tahun warga Sumur menceritakan pada saat peristiwa tsunami rumah yang tempat tinggalnya roboh dihantam air laut melukai istrinya Sarnah 43 dan adik perempuannya Siti 35, Bantuan yang datang menurutnya dapat mengurangi bebannya karena seluruh harta benda berikut rumahnya habis disapu tsunami.
Data jumlah korban meninggal dan luka-luka dari masing –masing posko tanggap darurat dari ke 5 kabupaten tersebut dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Total 426 orang meninggal dunia. Sementara total korban luka-luka mencapai 7.202 orang. Sebanyak 23 orang hilang dan jumlah pengungsi 40.386 mengungsi. (penulis: Citra Sentosa / editor: Riko Noviantoro /Biro Sekretariat Universitas dan Hubungan masyarakat /www.mercubuana.ac.id / [email protected] )