Wamen KLH Bahas Konsep Forest City IKN dalam Seminar Sipil Expo UMB
Wakil Menteri Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Dr. Alue Dohong tampil dalam Seminar yang bertema “Penerapan Forest City dengan melihat Kondisi Sosial, Budaya dan Lingkungan di IKN Baru” pada 19 September 2022 di Auditorium Lantai 7 UMB. Seminar ini termasuk rangkaian acara 10 tahun Sipil Expo yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil UMB.
Berdasarkan UU No. 3 Tahun 2022 tentang IKN, proses pemindahan, pembangunan dan penyelenggaran Ibu Kota Nusantara (IKN) telah memiliki landasan hukum yang kuat.
“Mengapa kita harus memindahkan Ibu Kota di IKN? Kalau kita mempertahankan Jakarta bahkan di sekitar Jakarta menjadi Ibu Kota Negara kita, itu daya tampungnya sudah melewati diambang batas, apa yang terjadi? Kita akan mengalami high cost”, ujar Alue dalam paparan materinya di hadapan Mahasiswa UMB.
Lebih lanjut Wamen KLHK mengatakan, perpindahan ibu kota ke IKN salah satunya adalah kemacetan setiap hari di Jakarta. Di mana biaya kemacetan per hari diestimasi hampir 80 - 100 Triliyun Rupiah per tahun.
“Bagaimana tidak, sekarang ini jalan tol seharusnya bebas hambatan, namun kenyataannya jalan tol itu macet. Berapa banyak bahan bakar yang dihabiskan hanya karena kemacetan. Belum lagi biaya kesehatan karena polusi udara dan biaya sosial ekonominya. Sehingga jika dipaksakan juga pasti costnya akan lebih besar. Jadi jika dipaksakan juga pulau Jawa itu sudah tidak mampu lagi menampung penduduk dan volume kendaraan. Inilah salah satu alasan untuk memindahkan ibu kota negara ke IKN.
Alue menambahkan alasan lainnya memindahkan Ibu Kota, karena kita ingin mewujudkan Ibu Kota yang smart, forest city, sponge city dan sustainable city.
Alue juga menambahkan konsep forest city yang akan dibangun di IKN. Konsep forest city pastinya menerapkan kaidah konservasi dan memperhatikan koridor satwa, serta memanfaatkan sumber daya lahan dan air secara terpadu.
“Transformasi kembali dari hutan industri menjadi hutan tropis, sehingga konsepnya adalah kota hutan, kota yang nyaman, kota yang penuh dengan sponge city, smart city. Itu cita – cita kita di IKN”, ujarnya.
Alue juga menambahkan, kita akan bangun kota yang ramah secara sosial, ramah terhadap budaya termasuk ramah terhadap satwa. Jadi kalau kita ingin membangun Ibu Kota Negara yang baru bukan hanya kota untuk manusia tetapi satwa yg ada didalam hutan juga mempunyai hak untuk menikmati kota itu. Keberadaan kawasan hutan IKN nantinya juga akan menjadi tempat yang ramah bagi hewan-hewan yang tergolong buas, seperti buaya dan harimau.
"Semua bisa hidup di sana (IKN). Untuk yang berbahaya nanti dibuat koridorisasi," katanya pula.