SOSIAL MEDIA IKUT MENUMBUHKAN SIKAP INTOLERANSI
Media sosial yang sejatinya teknologi memperluas interaksi sosial manusia, justru berjalan pada arah yang berbeda. Media sosial dalam perjalanannya berada sebagai mesin yang menumbuhkan sikap negative dalam diri manusia.
“Kenyataan tersebut dipicu ketidaksiapan sebagian pengguna sosial media dalam merespon kehadiran sosial media. Sarana yang seharusnya bisa mendekatkan hubungan antara pengguna, justru menjadikan saling menjauh,” kata Pengamat Sosial dari Kompas, Toto Suryaningtias dalam Campus Talk bertema Gerakan Intoleransi dan Media Sosial di kampus UMB, Jakarta, 30 Oktober 2018.
Wajah ketidak harmonisan dalam bersosial media, menurut dia sebagai indikasi yang tidak sehat. Apalagi ruang sosial media berlangsung tanpa kontrol. Bahkan bisa mengarah pada kekerasan lanjutan yang akan berdampak pada kondisi riil.
Dalam beberapa kasus, sambung dia ketegangan yang terjadi pada sosial media memicu ketegangan pula pada ruang interaksi nyata. Akibatnya sikap saling mempertentangkan itu tidak lagi tergambar dalam tulisan, tetapi juga dalam aksinya.
“Di sinilah sikap egois semakin menajam. Pihak yang berseteru berada saling berhadapan. Dan tentu pada ujungnya bisa mengancam disintegrasi bangsa,” imbuhnya.
Ancaman disintegrasi itu bukan isapan jempol. Toto menambahkan beberapa negara yang saat ini mengalami guncangan politik, militer hingga ekonomi dan perpecahan tersebut dipicu penggunaan sosial media yang tidak sehat. Pada akhirnya kondisi bangsalah yang jadi taruhannya.
Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Yaya Sudarya, Ph.D menambahkan kehadiran sosial media harus dilihat dalam prespektif positif. Dimana manfaat sosial media telah melahirkan usahawan baru, artis, seniman, pemikir dan sebagainya.
“Memang dalam beberapa hal perlu edukasi lebih banyak kepada pengguna sosial media. Agar memanfaatkan dalam fungsi yang positif,” tuturnya.
Campus Talk ini merupakan program bulanan yang dilakukan Biro Sekretariat dan Humas UMB dengan mengusung tema popular. Dalam pembahasannya menyajikan pembicara yang kredibel, sehingga mahasiswa dapat memahami persoalan dari sisi keilmuan dan realitas persoalannya. (penulis: Citra Sentosa / editor: Riko Noviantoro /Biro Sekretariat Universitas dan Hubungan masyarakat /www.mercubuana.ac.id / [email protected] )