Hadapi Perubahan Iklim, UMB Gandeng WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)
Dalam rangka meningkatkan kompetensi mahasiswa dalam aspek problematika iklim, Universitas Mercu Buana melaksanakan kerjasama dan kolaborasi jaringan sinergitas, kerjasama ini diharapkan dapat menjadi pendorong dalam menghadapai perubahan iklim saat ini.
Rektor UMB, Prof. Dr. Andi Adriansyah, M.Eng dalam sambutannya mengatakan, jangan sampai mahasiswa tidak paham apa itu problematika dalam perubahan iklim yang amat kita rasakan sekarang.
“Oleh karena itu saya pikir sebuah titik awal yang amat bagus untuk sama – sama memulai memahami apa itu problematika perubahan iklim, lalu bagaimana kontribusi kita secara personal, secara komunitas, secara bagian dari perguruan tinggi ataupun secara menyeluruh menghadapi hal ini,” sambung Andi.
Untuk itu, UMB menjalin kerjasama dengan WALHI yang dilakukan dengan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara Rektor Universitas Mercu Buana, Prof. Dr. Andi Adrainsyah, M.Eng dengan Direktur Eksekutif Nasional WALHI, Zenzi Suhadi, penandatanganan MoA (Memorandum of Agreement) antara Dekan Fakultas Desain dan Seni Kreatif, Dr. Agus Budi Setyawan, S.Ds, M.Sn dengan Kepala Deputi Internal, M Islah dan penandatanganan IA (Implementation Arrangement) antara Kepala Program Studi Desain Komunikasi Visual, Rika Hindraruminggar, S.Sn, M.Sn yang bertempat di Auditorium Harun Zain, Universitas Mercu Buana (7/2).
Kegiatan ini dilakukan secara hybrid dengan jumlah 70 peserta. Menghadirkan narasumber yang kompeten dibidangnya yaitu: Komunikasi Publik Eknas WALHI, Ayu Kusuma Pertiwi. Dosen FDSK UMB, Fatimah Yasmin Hasni, S.Sos, M.Ds. Narasumber menyampaikan tentang perspektif orang muda dalam keadilan iklim dan proses kreatif kampanye sosial.
Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Zenzi Suhadi mengatakan, saat ini kami merancang dua pekerjaan besar yang tujuannya mendekatkan ilmu pengetahuan itu. Pertama, dalam satu tahun terakhir ini merancang perubahan strategi dan pendekatan dalam alokasi lingkungan, sepertinya satu irama dengan mars nya Universitas Mercu Buana. Kedua, mendekatkan ilmu pengetahuan dengan persoalan iklim, dengan harapan perkembangan ilmu pengetahuan itu relevan dengan krisis dan menjawab persoalan.